PRESS RELEASE HEARING IBI ARMABI 2018

Jakarta, 2 Maret 2018

Pada tanggal 02 Maret 2018, ARMABI FKUB telah melakukan kunjungan silaturami yang pertama kepada pengurus IBI Pusat di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Ibu Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes selaku Ketua Umum IBI, Ibu Tumimah Wiratnoko, SIP,MM selaku Sekretaris Jendral IBI, Ibu Indra Supradewi, SKM, MKM selaku Ketua Bidang Pendidikan, Ibu Tuti Sukaeti, SPd, SST selaku Ketua Bidang Pelatihan.

Dalam kunjungan tersebut, ada beberapa poin yang disampaikan perwakilan mahasiswi S1 dan S2 Kebidanan FKUB. Kesimpulan terhadap tanggapan dari Pengurus IBI Pusat terhadap poin yang disampaikan adalah sebagai berikut:

Ibu Dr.Emi Nurjasmi, M.Kes selaku Ketua IBI Pusat menuturkan  bahwa tanggal 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari jadi IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di Jakarta. Pihak IBI mendaftar atas nama KOWANI (Kongres Wanita Indonesia), yang merupakan perwujudan dari persatuan diri para wanita saat itu. Sampai saat ini IBI tetap turut partisipatif dalam berbagai program KOWANI, bahkan para anggota IBI juga turut serta bergabung dalam keanggotaan KOWANI.

Hasil-hasil terpenting dari konferensi pertama bidan seluruh Indonesia tahun 1951 tersebut adalah:

  1. Sepakat membentuk organisasi Ikatan Bidan Indonesia, sebagai satu-satunya organisasi yang merupakan wadah persatuan & kesatuan Bidan Indonesia.
  2. Pengurus Besar IBI berkedudukan di Jakarta.
  3. Di daerah-daerah dibentuk cabang dan ranting. Dengan demikian organisasi/perkumpulan yang bersifat lokal yang ada sebelum konferensi ini semuanya membaurkan diri dan selanjutnya bidan-bidan yang berada di daerah-daerah menjadi anggota cabang-cabang dan ranting dari IBI.

Pada tahun 1956 Tim Kesejahteraan IBI juga memprakarsai bergabungnya IBI dengan organisasi profesi tingkat internasional, yakni ICM (International Confederation of Midwives). Hingga saat ini IBI tetap aktif dalam mengembangkan program-programnya baik secara nasional maupun internasional, dan pada tahun 2020 Indonesia telah dipercayai untuk menjadi tuan rumah Kongres Trinial ICM ke-32 yang bertempat di Pulau Bali.

Harapan partisipasi civitas kebidanan di Kongres ICM ke-32

Kongres Trinial ICM ke-31 di Kanada telah berhasil mengumpulkan 700 paper dari seluruh dunia, dan diharapkan pada kesempatan berikutnya para bidan dan mahasiswi bidan Indonesia dapat lebih aktif lagi menyumbangkan buah pemikirannya dan mencari pengalaman sebanyaknya selaku tuan rumah. Pendaftaran peserta dan pengumpulan paper sudah dibuka, dan akan ada pemotongan biaya pendaftaran sebesar 50% (tidak termasuk akomodasi) bagi 100 orang volunteer yang bertugas untuk memandu para partisipan lain dari berbagai dunia.

Kesempatan Mengikuti Program Ilmiah Tahunan IBI tahun 2018

PIT atau Pertemuan Ilmiah Tahunan merupakan pertemuan ilmiah yang diselenggarakan setiap tahun oleh IBI sebagai upaya penguatan keilmiahan profesi. Pekan secara internasional akan diadakan 2 tahun sekali, berselang dengan penyelenggaraan secara nasional. Pada tahun 2018 akan dilaksanakan secara internasional dengan berkolaborasi dengan IMAP (Integrated Midwives Association of the Philippines), serta dihadiri stakeholder dari organisasi internasional. Pada pekan ilmiah ini ada call for paper yang terbuka pula untuk mahasiswi kebidanan.

Pandangan IBI terhadap Mahasiswi Organisatoris

Mahasiswa adalah pioner dan cikal bakal penerus peradaban bangsa yang diharapkan beridealisme, intelek, berintegritas dan berjiwa kepemimpinan. Konferensi ICM di Toronto, Kanada pada 2017 menghasilkan 3 strategi baru yang dijadikan target dalam mencapai tujuan yakni pengembangan Quality, Equity, dan Leadership. Upaya pengembangan tersebut dapat dipupuk sejak dini. Organisasi merupakan wadah untuk berproses, membiasakan diri untuk berinteraksi sosial, memanajemen waktu, dan berjiwa leadership. Leadership yang dimaksudkan tidak harus bagaimana memimpin atau menjadi kepala dalam sebuah organisasi / forum, tetapi bagaimana seseorang mampu menjadi nahkoda dan memanajemen dirinya sendiri, karena sejatinya manusia adalah pemimpin bagi masing-masing dirinya. Hal tersebut tidak bisa dipelajari, namun harus diimplementasikan. Namun hal tersebut tetap harus diseimbangkan dengan peningkatan akademik, dimana tugas utama mahasiswa adalah belajar.

Lantas mengapa selama ini belum ada standar keaktifan bagi mahasiswa kebidanan? Umumnya pendidikan kebidanan tidak berada di wilayah universitas, tetapi berada di akademisi kebidanan. Lalu bagaimana mahasiswa dapat berperan aktif selagi masih mengikuti proses pendidikannya? Saat ini masih menjadi tantangan tersendiri baik bagi mahasiswa maupun organisasi mahasiswa kebidanan untuk dapat mewujudkan perkumpulan yang ideal bagi mahasiswa baik untuk mengasah skill kepemimpinan maupun unggul dalam keilmiahan seperti halnya organisasi kemahasiswaan tingkat dunia. Bagaimana dengan swadaya mahasiswa mampu berinteraksi keluar untuk mencari channel, dengan tetap menyelaraskan antara kekuatan organisasi dengan level pendidikannya. Dan bagi himpunan mahasiswa kebidanan, alangkah baiknya untuk selalu meningkatkan koordinasi dan hubungan secara vertikal dengan pengurus IBI, dimana nantinya akan dapat belajar lebih banyak dan sesuai arah gerak profesi bidan.

Bagaimana terkait belum adanya UU tentang jenjang karir bidan? Serta bagaimana proporsi lowongan kerja profesi bidan di fasilitas kesehatan?

Dalam Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara (KEPMENPAN) No. 01/PER/M.PAN/1/2008  telah disahkan jabatan fungsional bidan yang terdapat leveling profesi bidan terampil dan ahli. Bidan terampil meliputi bidan pelaksanaa pemula, bidan pelaksana, bidan pelaksana lanjutan, dan bidan penyelia. Sedangkan bidan ahli meliputi bidan pertama, bidan muda, dan bidan madya. Dengan adanya lulusan bidan profesi saat ini, IBI telah mengajukan untuk peluang bidan menjadi ahli utama dengan capaian optimal sampai pangkat golongan IV E. Hal tersebut sudah disampaikan pihak MENPAN ke MENKES untuk ditindaklanjuti terkait butir-butir peraturannya. Harapannya, tahun 2018 peraturan tersebut sudah dapat dipublikasikan. Untuk lowongan profesi bidan berdasarkan fasilitas kesehatan yaitu primer, sekunder dan terseir. Namun profesi bidan berpeluang besar pada lini primer dibanding pada lini tersier. Saat ini, IBI telah merancang grand desain untuk proporsi jumlah bidan profesi di fasilitas kesehatan yaitu pada layanan  primer sebanyak 60% sekunder sebanyak 50%, tersier sebanyak 40%.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *