DIKALA 2

 Sibling and Parenting : How Do Parents Play A Role?
DIKALA 2 – Departemen Advokastrat

Masa bayi baru lahir (Masa Neonatal) merupakan fase kehidupan pertama yang dialami bayi setelah lahir dari rahim sang ibu hingga 12 bulan. Pada masa ini tergolong periode paling penting, baik secara fisik maupun psikologis. WHO merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan oleh orang tua pada masa neonatal. Empat hal tersebut adalah memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai anak usia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sejak usia 6-24 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak usia 24 bulan atau lebih.

            Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan tunggal, terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan dan selama periode tersebut yang mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk mematikan kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung imunoglobulin, protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalorinya lebih tinggi dengan warna susu yang lebih putih (Kemenkes RI, 2020).

            Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2020 yaitu sebesar 66,06%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2020 yaitu 40% (Kemenkes RI, 2020). Berdasarkan data SDKI tahun 2012, sekitar dua pertiga kematian bayi terjadi pada masa neonatus. Salah satu pencegahan untuk menurunkan AKB adalah dengan pemberian ASI eksklusif. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral) (Kemenkes RI, 2020).

            Banyak upaya pemerintah dalam mempromosikan pentingnya pemberian ASI eksklusif seperti adanya kelas ibu hamil, Posyandu, dan berbagai penyuluhan lainnya akan tetapi penerapan IMD belum bisa sama rata dimaksimalkan. Hal ini menjadikan problematika yang masih harus diselesaikan. Faktor penghambat keberhasilan IMD terbagi menjadi dua sisi, faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti pengetahuan, pekerjaan, penyakit ibu, dan faktor suami dan keluarga. Pengetahuan ibu terkait bagaimana cara pemberian ASI yang baik, berapa lama waktu ibu memberikan ASI. Pada faktor pekerjaan disini apakah ibu sedang bekerja, bagaimana cara ibu tetap mendapatkan ASI, dan apakah ibu bersedia memeras ASI ketika hendak berangkat bekerja. Adapun hambatan dari sisi eksternal adalah adanya promosi susu formula. Adanya promosi susu formula bisa menjadi kemungkinan gagalnya pemberian ASI. Mengacu pada bahan kajian DIKALA 2, kolega mahasiswa kebidanan memberikan beberapa pendapat antara lain; media informasi yang ada di internet sebenarnya sudah cukup memberikan informasi terkait urgensi ASI eksklusif dan bagaimana cara pemberiannya yang benar. Namun, adanya ketertinggalan ibu-ibu di desa terhadap media sosial sebagai media informasi praktis dan canggih mengakibatkan rendahnya pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif. Hal ini tak terlepas pula dari pendidikan seorang ibu, suami, dan keluarga. Pendidikan adalah pemegang paling penting dari kemajuan sebuah negara. Dengan pendidikan, ilmu, dan pengetahuan yang baik, ibu dan suami tentunya akan mempersiapkan kehamilan, persalinan, dan proses mengasuh anak dengan perencanaan sangat matang. Selain itu, ibu yang sedang bekerja tetap bisa memberikan ASI untuk anaknya. Hal yang bisa dilakukan ibu adalah dengan memahami bagaimana cara pemberian ASI perah, ibu disarankan untuk belajar memerah ASI sebelum benar-benar habis masa cuti dan kembali bekerja. Sudah banyak alat pemerah ASI ibu yang dipromosikan dan tentunya mempermudah dan praktis. ASI yang sudah diperah, disimpan ditempat yang memenuhi standar agar tidak terkontaminasi debu atau yang lain. Jika ada kesempatan mengikuti kegiatan yang berhubungan langsung di lahan, sebagai mahasiswa bisa dengan menjelaskan ulang pada ibu hamil terkait edukasi yang terdapat pada Buku KIA, apa saja kandungan ASI, serta cara pemberian ASI yang benar.

            Tak cukup dari segi pola asuh secara material, peran andil orang tua dalam kesiapan mental anak juga perlu diperhatikan. Terutama peran orang tua dalam mempersiapkan kehadiran anak kedua dan seterusnya secara spesifik agar tidak menjadi ketimpangan atau kecemburuan untuk anak pertama. Kehadiran buah hati yang kedua kalinya akan melengkapi kehidupan keluarga tetapi hadirnya seorang anggota keluarga baru dapat berpengaruh terhadap anak yang lebih tua (Noviana, 2019). Persaingan untuk merebut dan mendapatkan kasih sayang orang tua seringkali terjadi dalam keluarga. Sibling rivalry (kompetisi antar saudara kandung) terjadi karena anak merasa perhatian orang tua padanya berkurang, sementara perhatian pada saudaranya berlebih yang menimbulkan rasa iri dan persaingan antar saudara pun terjadi. Berbagai cara dilakukan anak untuk mendapatkan kembali perhatian dari kedua orang tuanya, akan tetapi cara yang digunakan seringkali tidak sesuai dengan tuntutan perilaku yang diharapkan di lingkungan sosialnya (Noviana, 2019). Dalam sebuah artikel  publikasi Amerika Academy of Pediatric (AAP) yang membahas sibling rivalry, menyebutkan bahwa persaingan antar saudara pada anak-anak dibawah usia 4 tahun cenderung mencapai tingkat yang paling buruk saat usia mereka terpaut kurang dari 3 tahun. Usia yang dekat dan keinginan atau minat yang sama, cenderung mempermudah terjadinya sibling rivalry. Penyebab terjadinya sibling rivalry pada anak karena beberapa faktor, pertama karena peran orang tua yang tidak melakukan tindakan antisipasi munculnya sibling rivalry (anticipatory guidance) terhadap anak, urutan posisi kelahiran, jenis kelamin saudara kandung, perbedaan usia, jumlah saudara, jenis disiplin, pengaruh orang luar. Ketika anak mengalami konflik dengan saudaranya, maka unsur yang menonjol yang terlibat adalah emosi atau perasaan. Pada saat anak mengalami konflik dengan saudara kandungnya maka anak tidak dapat mengontrol emosinya.

            Situasi yang mempengaruhi sibling rivalry adalah peran orang tua. Peran orang tua sangat penting dan dibutuhkan karena orang tua merupakan kunci dalam munculnya sibling rivalry. Kasih sayang dan cinta yang diberikan oleh orang tua secara merata atau adil bagi anak merupakan salah satu peran yang dapat dilakukan untuk memperkecil munculnya hal tersebut (Noviana, 2019). Mengacu pada bahan kajian DIKALA 2, kolega mahasiswa kebidanan memberikan beberapa pendapat terkait bagaimana peran dan pola asuh orang tua yang benar dalam mempersiapkan hubungan antar saudara kandung yang baik agar menghindari kejadian pertengkaran atau kekerasan. Pertama, orang tua harus memahami bahwa setiap anak memiliki ciri khas masing-masing, dalam diri mereka terdapat kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang tidak boleh menjadi bahan perbandingan. Kedua, pendidikan pendewasaan usia kehamilan yang penting untuk diberikan kepada para orang tua agar mengatur jarak dan usia anak pertama dan selanjutnya dengan baik agar terdapat waktu bagi anak pertama menyiapkan dirinya untuk berbagi kasih sayang dengan saudaranya. Ketiga, orang tua harus menguasai cara negosiasi dan kompromi. Ketika ada konflik antar saudara kandung, ajaklah mereka berkomunikasi, berikan mereka waktu yang sama untuk bercerita apa yang sedang diperebutkan atau menjadi akar masalah, jika itu karena sebuah benda seperti game dan TV, maka ajak mereka untuk menggunakan bergantian dengan durasi waktu yang sama. Keempat, memberikan tanggung jawab kepada anak-anak dengan berat yang sama dan sesuai dengan usia dan kemampuan mereka. Sebagai orang tua dalam mendidik anak hendaknya tidak menggunakan kekerasan. Tindak kekerasan yang diwajarkan oleh orang tua akan membentuk mindset anak bahwa kekerasan itu boleh dilakukan sehingga mereka akan merealisasikan hal tersebut. Pada saat anak mengalami konflik dengan saudara kandungnya maka anak dapat mengontrol emosinya jika orang tuanya melaksanakan peran orang tua dengan benar. Anak dapat belajar mengendalikan dorongannya untuk marah dan melakukan tindakan yang agresif kepada saudaranya. Semakin baik peran orang tua dan kecerdasan emosinya, maka anak akan semakin rendah mengalami kejadian sibling rivalry.

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan tunggal, terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan dan selama periode tersebut yang mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Banyak upaya pemerintah dalam mempromosikan pentingnya pemberian ASI eksklusif seperti adanya kelas ibu hamil, Posyandu, dan berbagai penyuluhan lainnya akan tetapi penerapan IMD belum bisa sama rata dimaksimalkan. Sebagai mahasiswa, kita dapat memanfaatkan media informasi sebagai jembatan untuk memperluas jangkauan ibu dan keluarga tentang pentingnya ASI eksklusif, ikut serta langsung dalam kegiatan penyuluhan, dan cara memberikan ASI agar maksimal. Tak cukup dari segi pola asuh secara material, peran andil orang tua dalam kesiapan mental anak juga perlu diperhatikan salah satunya adalah pada peristiwa sibling rivalry. Sibling rivalry terjadi karena anak merasa perhatian orang tua padanya berkurang, sementara perhatian pada saudaranya berlebih yang menimbulkan rasa iri dan persaingan antar saudara pun terjadi. Semakin baik peran orang tua dan kecerdasan emosinya, maka anak akan semakin rendah mengalami kejadian sibling rivalry.

Referensi

Hurlock, Elizabeth B. 2007. Perkembangan Anak Jilid 2 Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Kementerian Kesehatan R.I. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kementerian Kesehatan R.I.

Noviana, U. 2019. Hubungan peran orang tua dalam anticipatory guidance sibling rivalry dan kecerdasan emosional dengan kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah. NURSING UPDATE: Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN: 2085-5931 e-ISSN: 2623-2871, 10(2), pp.32-43.

Nugraheny, E. 2016. Faktor penghambat dan pendorong penerapan ASI eksklusif. Jurnal Ilmu Kebidanan, 2(2), pp.79-86.

Pahlevi, R. 2019. Pilih Kasih Orang Tua Terhadap Anak Ternyata Berdampak Panjang Ini Tips Mencegahnya. https://theconversation.com/pilih-kasih-orang-tua-terhadap-anak-ternyata-berdampak-panjang-ini-tips-untuk-mencegahnya-114690. Diakses 20 Juni 2019. Jam 17.24 WIB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *